Assalamu’alaikum Quantumers,
Assalamu’alaikum Quantumers,
Kali ini, Quantum akan kembali memberikan postingan tentang Recount Text yang sudah di request oleh para pengunjung. Semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungan anda.
Dalam mempelajari jenis-jenis teks dalam bahasa Inggris, kita semua mengetahui bahwa bentuk teks memiliki bentuk yang beragam. Dimulai dari teks narasi, teks deskripsi, teks recount, hingga teks anekdot. Dari sekian banyak teks yang bisa kita pelajari, dalam tulisan kali ini akan lebih berfokus kepada teks recount atau recount text dalam bahasa Inggris.
Recount text merupakan salah satu jenis teks dalam belajar bahasa Inggris yang memiliki fungsi unruk menceritakan kembali kejadian atau pengalaman yang terjadi di masa lalu. Teks ini ber tujuan untuk memberikan informasi dan atau menghibur pembaca yang membaca tulisan ini.
Assalamu’alaikum Quantumers,
Terima kasih atas kunjungannya. Silakan kontak kami untuk kerjasama dalam pengerjaan sesuai dengan pelayanan jasa yang kami bisa. Salam semangat selalu.
Ini adalah salah satu postingan yang di request oleh para pengunjung. Semoga dapat membantu dan bermanfaat.
*dari berbagai sumber
Negara merupakan suatu wilayah yang berdiri sendiri, ditempati oleh sekelompok orang dan memiliki suatu sistem tertentu yang berlaku bagi setiap individu yang berada di wilayah tersebut. Ketika ingin mendirikan suatu Negara, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi yaitu adanya wilayah yang mencakup darat, laut, udara, dan daerah ekstrateritorial; adanya rakyat yang diperintah; serta adanya pemerintahan yang berdaulat yang menjalankan penyelenggaraan negara.
Dalam perkembangannya, beberapa ahli menambahkan satu unsur lagi yaitu pengakuan dari Negara lain. Maksudnya adalah ketika suatu Negara telah berdiri maka Negara tersebut membutuhkan pengakuan dari Negara lain karena berkaitan dengan hubungan antar Negara dalam rangka mencapai tujuan Negara yang telah ditentukan dan dicantumkan dalam konstitusi.
Assalamu’alaikum Quantumers,
Di Masjidil Haram, sehabis menyelesaikan tawaf, saya segera menepi mencari tempat strategis yang berhadapan langsung dengan Multazam untuk berdoa.
Saya menemukan tempat yang kebetulan lowong di hadapan Ka’bah. Lalu saya bersimpuh dan memanjatkan do’a sambil menunggu waktu subuh menjelang.
Saat itulah saya melihat seorang lelaki hitam legam dari benua Afrika datang dan langsung mengambil tempat di samping kanan.
Terlintas dalam hati, “Dengan potongan perawakan dan tampang seperti ini, lelaki kulit hitam ini pasti orang kasar yang tidak berpendidikan…”
Lalu sebagaimana kebiasaan di masjid ketika duduk bersebelahan dalam satu jamaah, saya menyalaminya.
Tiba-tiba ia bertanya dengan bahasa inggris yang bagus sekali tentang asal saya, “Saya dari Nigeria, kamu dari mana?” Saya bilang, saya berasal dari Indonesia.
“Kenapa orang Indonesia suka sekali berusaha mencium batu Hajar Aswad”? tanyanya memulai percakapan.